Berdayakan, Jangan Menghibur

Dari Bab 6: Perubahan Pola Pikir #1 - Pemuda Adalah Pemimpin HARI INI, Bukan Hanya Hari Esok

Bacaan 3 Menit

Masalahnya, sebagian besar pelayanan pemuda dibina melalui hiburan. Hampir seluruh pastor pemuda merasa sangat penting menjadi badut, pemain api, dan sekaligus pemain akrobat. Berdayakan anak muda, jangan sekadar menghibur mereka!

Berdayakan anak muda, Jangan Hibur mereka!

Ini kabar baik bagi para pastor yang menyadari mereka tak akan pernah bisa menjadi Jimmy Fallon atau James Corden. Jangan salah. Xbox, basket, permainan – semua ada tempatnya.

Tidak ada yang salah dengan semua itu. Bahkan, kita membutuhkannya untuk menarik teman-teman baru yang belum memasuki Kristiani. Akan tetapi, kita tidak bisa membangun pelayanan pemuda hanya melalui hiburan. Berdayakan anak muda, jangan hibur mereka.

Di kebaktian kami, Firman Tuhan tidak pernah diencerkan. Betul, pesan di dalamnya bisa disesuaikan agar relevan bagi pemuda, tetapi intinya Firman tidak pernah diencerkan.

Saya selalu mengatakan ini kepada para pemimpin pemuda kami:
Jika kalian mengasuh anak muda, kalian akan dapat bayi.
Jika kalian memimpin anak muda, kalian akan punya pemimpin.
Jangan hanya mengasihi mereka. Latih mereka, pimpin mereka, bimbing mereka.
Berikan mereka visi untuk Allah dan latih mereka menuju pemenuhan visi itu.

Jika kalian MENGASUH anak muda, kalian akan dapat BAYI.
Jika kalian MEMIMPIN anak muda, kalian akan punya PEMIMPIN!

Jika berkunjung ke Heart of God Church, Anda akan menyaksikan anak-anak muda mengadakan kebaktian akhir pekan untuk anak-anak muda lainnya. Mereka dilatih untuk menjadi pemimpin. Mereka dilatih untuk menangani seluruh kebaktian – dari layar, kamera, tata suara, musik.

Anda mungkin akan menemukan sosok fotografer berumur sembilan tahun diam-diam mengabadikan berbagai momen dalam kebaktian. Anda akan menyaksikan para pemimpin berusia 16 tahun berani berdoa untuk pastor lain supaya mereka bisa menerima pengurapan yang sama dalam menjangkau kaum muda. Sepanjang ‘Reinforcement weekend’, kami meningkatkan dukungannya. Kebaktian dalam keseluruhannya diselenggarakan oleh berbagai departemen yang beranggotakan anak-anak usia 16 tahun ke bawah!

Ketika krisis COVID-19 melanda dan gereja beralih ke online, kami tidak kehilangan momentum. Anak-anak muda memindah ke online secara gesit, karena dari awalnya, ini selalu tentang pelatihan dan pemberdayaan. Saat COVID-19 melanda, anak-anak muda tidak hanya menunggu untuk dihibur oleh program gereja online. Mereka tahu gereja bukanlah hiburan! Sebaliknya, mereka beraksi dengan membuat konten menarik untuk kebaktian online kami. Sungguh menakjubkan bagaimana mereka menciptakan konten digital! Selama COVID-19, anak-anak muda kami menggunakan teknologi untuk pemberdayaan dan pengayaan, bukan hiburan!

Namun, sedihnya, kita tinggal di sebuah dunia dengan mentalitas konsumen. Pada akhir zaman, akan timbul mentalitas konsumen.

2 Timotius 3:1-5
Ketahuilah, bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar: Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri. Mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua, tidak bersyukur, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianati, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Orang-orang akan hidup untuk diri sendiri. Mereka akan hidup untuk hawa nafsu dan kesenangan. Kadang-kadang umat Kristen juga memiliki mentalitas konsumen.

Akan tetapi, Agama Kristen bukanlah agama konsumen. Ini adalah agama produsen keyakinan!
Gereja bukanlah pusat taman hiburan. Gereja adalah pusat pelatihan.
Gereja bukanlah pusat perbelanjaan. Gereja adalah pusat pemberian.
Gereja bukanlah taman kanak-kanak atau tempat penitipan anak. Gereja adalah tempat latihan kebugaran.
Gereja hadir bukan untuk menyelesaikan masalah Anda, tetapi membantu Anda tumbuh untuk menjadi pemecah masalah.

Ingat: Anak muda yang diberdayakan menjadi produsen. Anak muda yang dihibur menjadi konsumen. Berdayakan, dan jangan hibur anak-anak muda Anda!

Anak Muda yang
Diberdayakan akan menjadi
Produsen.
Anak Muda yang Dihibur
akan menjadi Konsumen.